JellyPages.com
Silahkan membaca, silahkan menilai. Enjoy it !

Sabtu, 01 Desember 2012

Mencari dan Memperbaiki Kesalahan Penggunaan EYD dalam Sebuah Artikel.


Subsidi BBM Ratusan Triliun Jebol, Ini Alasan Pemerintah.

Jakarta - Kuota atau jatah BBM subsidi tahun ini sebesar 44,04 juta kiloliter (KL) atau sekitar Rp 219 triliun kembali jebol untuk kedua kalinya. Saat ini pemerintah mengajukan tambahan kuota BBM subsidi sebesar 1,2 juta KL. Ini alasan pemerintah.

Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandini mengatakan, kembali jebolnya kuota BBM subsidi adalah karena upaya-upaya penghematan konsumsi tidak berjalan sebagai mana mestinya.

"Awalnya dulu pertama kali menghitung kuota BBM subsidi kita desain 45,26 juta KL. Tetapi setelah rapat dengan kementerian, kita hanya meminta 44,04 juta KL (ke DPR)," kata Rudi usai menghadiri acara diskusi BP Migas ke SKSP Migas: Dampak, Tindakan dan Langkah ke Depan, Gedung Binasentra, Bidakara, Jakarta, Kamis (29/11/2012).

Dikatakan Rudi, namun setelah disepakati 44,04 juta KL, di Kementerian Keuangan hanya menyiapkan uang cuma sampai 43,5 juta KL.

"Itu kan yang terjadi. Oleh karena itu ketika situasi seperti ini, oke deh kejar 44,04 juta KL. Coba dikitir (pengurangan suplai jatah di SPBU), masalahnya kalau tidak dikitir tanggal 22 Desember, BBM subsidi bakal habis," ucap Rudi.

Rudi membantah jika pemerintah sejak awal salah dalam perhitungan jumlah kuota BBM subsidi. Karena dari dulu pemerintah memang sudah meminta kuota BBM subsidi 45,26 juta KL.

"Tidak salah, karena kita dulunya memang minta 45,26 juta KL. Sekarang kita coba minta jadi 44 juta KL dengan catatan ada program penghematan dan konversi BBM ke BBG, tetapi tidak terlaksana dengan baik terutama program konversi ke BBG yang gagal," tambah Rudi.

Selain itu, kuota tambah jebol lagi karena adanya pencurian BBM subsidi dan pembelokan pendistribusian BBM subsidi dari depo tidak sampai ke SPBU.

"Ditambah lagi ada pencurian dan pembelokan yang kita tidak bisa prediksi," cetus Rudi.

Seperti diketahui, anggaran subsidi BBM di 2012 meningkat dari Rp 137 triliun menjadi Rp 219 triliun akibat adanya tambahan kuota BBM subsidi dari 40 juta KL menjadi 4,4 juta KL. Tapi ternyata jatah tersebut belum cukup dan pemerintah minta tambahan lagi 1,2 juta KL dengan nilai sekitar Rp 6 triliun.

Dalam APBN-P 2012 disetujui anggaran subsidi energi Rp 225 triliun, dengan rincian subsidi BBM Rp 137 triliun, subsidi listrik Rp 65 triliun, dan cadangan risiko fiskal energi Rp 23 triliun.

Sebelumnya, Ketua Umum Kadin Suryo Bambang Sulisto pernah mengatakan, subsidi BBM tidak tepat lagi. Harga seliter BBM subsidi yang lebih murah dari 1 botol air mineral, sudah tidak masuk akal.

Menurut Suryo, subsidi energi (BBM dan listrik) yang mencapai hampir Rp 300 triliun dinilai terlalu besar, dan habis hanya untuk dibakar.

"Bayangkan kalau Rp 300 triliun tersebut dialihkan ke infrastruktur dan pendidikan. Banyak yang merasakan dampaknya, seperti pembangunan infrastruktur efeknya akan menciptakan lapangan kerja baru, meningkatkan geliat ekonomi, dan pengusaha pastinya akan memanfaatkannya juga. Bandingkan dengan subsidi BBM dan listrik saat ini, ya yang menikmati kita-kita ini (pengusaha) dan orang mampu," paparnya.

Laporan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) juga mengatakan, seringkali terjadi penyelundupan BBM subsidi yang jumlahnya lumayan. Terakhir, ada sekitar 1.700 KL BBM subsidi diduga yang diselundupkan di Kalimantan. Bahkan ada juga oknum aparat keamanan yang juga membekingi BBM subsidi untuk diselundupkan ke industri.

Bahkan Menteri ESDM Jero Wacik mengakui, selama ini penyelundupan BBM subsidi makin banyak karena harga BBM subsidi yang terlalu murah yaitu Rp 4.500 per liter dibandingkan BBM non subsidi sekitar Rp 9.700 per liter.

Jero Wacik tak menampik adanya penyelundupan BBM subsidi. Bahkan menurut Jero, aksi penyelundupan BBM subsidi makin banyak walaupun sudah banyak yang tertangkap. Hal ini salah satunya disebabkan oleh makin lebarnya perbedaan harga antara BBM subsidi dengan BBM non subsidi.

"Kita sudah tangkap mereka, tapi yang menyelundup makin banyak lagi, semakin banyak akal-akalan mereka," kata Jero.

Kata atau Kalimat yang Salah
Setelah diperbaiki
jebol
Melampaui batas
kembali jebolnya kouta
Kembali lebihnya batas kuota
Awalnya dulu pertama kali
Pertama kali (pemborosan kata dihilangkan)
Gedung Binasentra
Di Gedung Binasentra (Penambahan awalan di sebagai kata tunjuk tempat karena kalimat ini masih rancu apakah Gedung Binasentra merupakan bagian dari judul atau tempat)
Di Kementrian Keuangan
Kementrian Keuangan (kata di dihilangkan karena kata di di sini merujuk sebagai kata tempat)
cuma
hanya
Itu kan yang terjadi
Itu yang terjadi (menghilangkan kata kan )
oke deh kejar 44,04 juta KL
Akan diusahakan hingga
dikitir
dikurangi
bakal
akan

Tidak salah, karena kita dulunya memang minta 45,26 juta KL. Sekarang kita coba minta jadi 44 juta KL dengan catatan ada.....

Tidak salah, karena kita dulu memang meminta 45,26 juta KL. Sekarang kita coba  menjadi 44 juta KL dengan catatan ada.......
pembelokan
Pengalihan (penggunaan kata pembelokan kurang tepat)
cetus
ungkap
dan pemerintah minta tambahan lagi 1,2 juta KL dengan nilai sekitar Rp 6 triliun.

dan pemerintah meminta tambahan 1,2 juta KL dengan nilai sekitar Rp 6 triliun.

seliter
satu liter
geliat
perkembangan
ya yang menikmati kita-kita ini (pengusaha) dan orang mampu,
Yang menikmati hanya pengusaha dan orang mampu (perbaikan bahasa sesuai EYD)
membekingi
membantu
lebarnya
Besarnya (penggunaan kata lebarnya kurang tepat)
tangkap
Menangkap

2 komentar: