Ku berjalan tanpa hentakan kaki,
ku menangis tanpa rasa perih di hati,
dan ku bicara tanpa suara mengiringi.
Aku tak lagi mengenal diriku,
Aku tak lagi tersenyum untuk sebuah alasan,
bahkan aku hanya terdiam termenung.
Berapa lama lagi hati ini harus bersandiwara,
seberapa kuat jiwa ini bertahan,
dan seberapa kuat aku menahan perihnya hati yang terkoyak.
Takkan henti ku mengharapkanmu,
walau hanya sebuah cahaya lilin menerangi,
hatiku selalu bertahan dalam harapan,
berharap suatu saat kau mengerti,
perihnya hati yang telah kau lukai.
Untuk seorang teman yang selalu
berharap dirinya kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar